Hellow blogger, sudah lama sekali yaa coretanku tidak
mengisi blog ini. Bahkan blog ini sempat akan aku hapus, karna merasa tidak
bermanfaat (hehehe, pissssss). Tapi, setelah beberapa saat berpikir dan
menimbang-nimbang baik buruknya memiliki blog akhirnya aku putuskan untuk
melanjutkan menulis dan share di sini J
Mungkin
kali ini tulisanku jauh dari tujuan awal aku membuat blog, but who care?
Sekarang tujuanku berbeda. My goal is sharing everything here. Especially I’m
as a midwife and health care provider. Jadi apapun yang membuatku tertarik dan
baik untuk dibagi, Insya Allah akan aku share di sini. Semoga bermanfaat J
Sejak kecil
aku suka membaca, tapi sekarang hobiku jadi membaca subtitle film, hehe. But it
doesn’t matter selama film yang kita tonton baik. Jadi ceritanya, saat gak ada
kerjaan dan juga sedang malas membaca (hehehe), aku putuskan untuk menonton
sebuah film yang sebelumnya sudah kutonton. Judulnya “Code Blue”. Film ini aku
dapat dari seorang teman yang sangat merekomendasikan film ini ke aku karna aku
seorang tenaga kesehatan. Jadi kalian sudah bisa menebak ya tema judul ini J
Code Blue.
Judulnya sangat menggambarkan inti cerita di film ini. Code Blue artinya kode
darurat, maka film ini menceritakan tentang kasus emergency di rumah sakit.
Sekitar 95% setting cerita di film ini adalah di Shohoku Hospital. Film ini
menceritakan tentang 4 orang dokter baru yang berasal berbagai universitas.
Mereka berempat ditempatkan di Emergency Medical Service.
Ini dia para pemeran utama film Code Blue. Dari kiri ke kanan (Fujikawa, Hiyama, Aizawa, Siraishi, dan Saejima)
Film Code
Blue ini terdiri dari 2 seri, setiap seri ada 12 episode masing2 episode
sekitar 45 menit. Banyak sekali yang bisa dipelajari dari film ini, terutama
tentang kasus-kasus darurat. Dalam film ini melakukan operasi darurat on site
seringkali terjadi. Dukungan alat-alat medis juga sangat bagus. Seperti MRI dan
CT scan, untuk mengakkan diagnosa pada film ini tidak jarang menggunakan
alat-alat “mahal” sejenis MRI dan CT scan. Beda dengan di Indonesia, alat-alat
seperti itu seringkali jarang digunakan karena keterbatasan ekonomi pasien.
Salah satu adegan di film Code Blue, Aizawa dan Siraishi melakukan pertolongan pertama pada pasien tertusuk besi di bagian perut.
Dalam film
ini juga setiap perkembangan dari para dokter baru sangat terlihat, jadi tidak
hanya menceritakan bagaiamana cara menyembuhkan pasien akan tetapi tentang
dilema seorang dokter dan tugas-tugas dokter yang terkadang tidak bisa diterima
oleh perasaan yang halus. Setiap dokter tidak hanya dituntut untuk memiliki
keterampilan dan ilmu kedokteran yang bagus akan tetapi juga paham kode etik
kedokteran dan mengamalkan dengan baik.
Ada satu program
dalam film ini yang bagiku sangat keren yaitu Doctor Heli. Doctor Heli disebut
juga Flight Doctor. Doctor Heli ini semacam ambulance, tapi karena menggunakan
Helikopter jadi jangkauan areanya bisa lebih jauh, lebih cepat, akan tetapi
hanya bisa beroperasi hingga matahari terbenam. Kerennya, Flight Doctor
memberikan pertolongan pertama pada pasien tepat di tempat, jika sudah stabil
dan perlu penangan lebih lanjut maka akan dibawa ke Shohoku Hospital. Namun
jika kondisi gawatnya tidak seberapa maka biasanya akan dibawa ke rumah sakit
terdekat. Jadi para dokter yang mengemban tugas ini harus memiliki keterampilan
dan terutama bisa tenang dan membuat keputusan terbaik saat menangani pasien. Dari
keempat dokter muda yang menjadi pemeran utama di film ini, hanya Aizawa yang
pertama kali bertugas sebagai Flight Doctor dapat melakukan tugasnya dengan
baik. Shiraishi dan Hiyama at the first time malah nge-blank, jadi useless deh.
Fujikawa mendapat tugas ini hanya pada beberapa episode terakhir Code Blue 2.
Ini dia penampakan Doctor Heli
Untuk Anda
para calon dokter dan bahkan dokter yang sudah bertahun-tahun bekerja sebagai
dokter, silakan kritisi film ini J Kalo aku tidak memiliki banyak ilmu tentang dunia
kedokteran karena fokusnya di kebidanan (hehe). Ada beberapa pertanyaan di
kepalaku seputar film ini, tentang melakukan amputasi di tempat kejadian,
melakukan penyambungan organ tubuh dengan cara mematikan kerja jantung selama
beberapa menit, dan masih banyak lagi. Jadi sangat berharap deh ada dokter yang
mau mengkritisi film ini J
This is all
about Code Blue film. Semoga bermanfaat buat para pembaca blog ini. Sampai
jumpa di tulisan berikutnya J
Code Blue: FIlm Kedokteran Yang Perlu Ditonton