a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
Setelah merenung cukup lama dan menelaah kembali NHW #1 yang
sudah saya kerjakan akhirnya saya menyadari bahwa ilmu syukur itu terlalu umum
dan bisa berkaitan dengan segala aspek kehidupan. Karena setiap inchi kehidupan
kita sangat memerlukan sikap syukur. Maka, saya simpulkan saya ingin
mempelajari satu ilmu secara jangka panjang yaitu ilmu parenting nabawiyah. Ya,
gak sekedar parenting. Saya ingin meniru bagaimana metode pendidikan anak yang
diajarkan dalam Al-Quran, dicontohkan oleh para Nabi dan Rosul serta
orang-orang shalih terdahulu.
Sebenarnya ilmu ini menjadi salah satu yang ingin saya
pelajari dan jabarkan di NHW #1. Tapi ketika pilihan jatuh pada ilmu syukur
karena menurut saya lebih syumul. Dan benar saja, karena terlalu umum jadi
sedikit membingungkan.hehe
b.
Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar
konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana
kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan
keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
Checklist ini
belum betul-betul 100% saya kerjakan. Tapi Alhamdulillah, pak suami mendukung
penuh checklist yang saya buat dan seringkali menjadi pengingat. Membuat saya
buru-buru menata kembali niat untuk selalu memantaskan diri. Setelah dibaca
ulang saat ini, ada beberapa hal yang perlu direvisi dari checklist indikator
profesionalisme perempuan yang sudah saya buat.
c.
Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah
terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau
sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda
akan makin terlihat.
Pengalaman hidup yang cukup pahit pernah membuat saya berada
di titik terendah. Merasa ‘buat apa lagi aku hidup? Toh, mati pun takkan ada
yang menangisi jenazahku.’
Serius! Saya pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Ini
bodohnya saya. Ketika itu sama sekali tak terpikir bahwa tentu Allah memiliki
maksud kenapa saya masih hidup hingga hari ini. Kalau Allah mau, tentu saya berbalut
tanah hari ini. Tapi Allah masih beri saya hidup, maka pasti ada maksud atas
diciptakannya diri ini.
Saya senang berbagi. Terutama berbagi ilmu dan berbagi pundak
bagi sesiapa yang diliputi masalah. Ketika ada orang lain yang memilih saya
untuk menjadi teman curhatnya, saya senang. Bukan karena saya senang di atas
penderitaan orang lain. Tapi karena dengan begitu saya bisa menebar
kebermanfaatan. Apa yang saya ketahui, pengalaman-pengalaman saya mungkin bisa
jadi solusi untuk orang lain. Selain itu, ketika ada orang lain yang terketuk
hatinya untuk berbuat baik, atau berubah perilakunya, atau sedikitnya menambah
pengetahuan orang lain dari tulisan saya, rasanya senang sekali. Tapi saya
sadar, bahwa menebar benih kebermanfaatan di luar haruslah dimulai dari dalam
rumah terlebih dahulu. Bagaimana bisa menebar kebermanfaatan jika pondasi di
dalam rumah masih goyah? Maka pondasi rumah tangga haruslah kokoh terlebih
dahulu.
Misi hidup: menjadi
partner suami membentuk peradaban dari dalam rumah untuk menebar kebermanfaatan
di luar rumah
Bidang: pernikahan dan
parenting nabawiyah
Peran: edukator dan influencer
d.
Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja
yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Setelah menentukan 3 hal di atas, berikut ilmu-ilmu yang
menurut saya sangat diperlukan untuk menjalankan misi.
1) Ilmu parenting: termasuk di dalamnya
mempelajari sirah nabawiyah dan sirah sahabat sebagai landasan pendidikan anak.
2) Ilmu manajemen diri dan keluarga
3) Ilmu kebidanan: Latar bidang
pendidikan saya yang seorang bidan erat sekali kaitannya dengan ilmu parenting.
Betapa pendidikan anak itu seharusnya dimulai sejak sebelum si anak lahir. Maka,
saya juga ingin mendalami lebih dalam lagi bidang keilmuan saya ini terutama
seputar tumbuh kembang anak.
4) Ilmu kepenulisan: saya ingin menjadi
penulis profesional sehingga kebermanfaatan tidak hanya dapat ditebar di
sekitar saya, tapi jauh hingga menjangkau berbagai pelosok. Selain itu, dengan
menulis mampu menjadi amal jariyah kelak ketika tubuh ini sudah dikandung
tanah.
5) Ilmu komunikasi: menurut saya ini
penting sekali sebagai bekal menjadi seorang edukator dan influencer
e.
Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda
menjalankan.
Saya menetapkan
KM 0 saya pada saat ini, saat saya berusia 26 tahun. Kemudian berikut milestone
yang saya tetapkan:
1) KM 0 – KM 1 (tahun 1) : menguasai ilmu parenting
2) KM 1 – KM 2 (tahun 2) : menguasai ilmu manajemen diri dan
keluarga
3) KM 2 – KM 3 (tahun 3) : menguasai ilmu kebidanan khusus
tumbuh kembang anak (sedang atau telah menyelesaikan studi S2 Kebidanan)
4) KM 3 – KM 4 (tahun 4) : menguasai ilmu kepenulisan
5) KM 4 – KM 5 (tahun 5) : menguasai ilmu komunikasi
NHW #4 Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah