Akhirnya, setelah melewati tujuh purnama sempat
juga nyelesaikan NHW ini. Hehehe, lebay. Jadi, merenungi pertanyaannya
sebenarnya udah lama. Udah lama juga dapat jawaban, meski jawabannya gonta ganti sampe dapat yang ini, hehehe. Tapi eh tapi nulisnya ini
yang baru sempat detik-detik menjelang tenggat waktu pengumpulan NHW. Huhuhu...
Semoga ke depannya bisa lebih baik. Aamiin…
![]() |
Ini dia NHW-nya |
Owkey, bismillah... Ini jawaban saya dari nice homework a.k.a NHW pekan pertama di matrikulasi IIP batch 7.
1.
Jurusan
ilmu yang ingin ditekuni
Ada banyaaaak sekali
ilmu yang ingin saya tekuni di universitas kehidupan ini. Karna memang
sejatinya hidup adalah never ending learning. Eh bener ndak ya istilahnya?
Hehehe, ya intinya begitulah. Tapi ada satu ilmu yang ingin saya tekuni, yang
menurut saya sangat berkaitan dengan perilaku positif lainnya, yaitu ilmu syukur.
2.
Alasan
terkuat
Tentang rasa syukur,
ayat Al-Qur’an dan hadits sudah banyak sekali menyebut-nyebutnya. Salah satu
ayat yang sangat populer adalah…
Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. [Q.S Ibrahim: 7]
Rasa syukur menjadi
jawaban, penenang, penyejuk hati di kala kecewa dan terluka. Betapa dengan rasa
syukur segala hal yang terjadi dalam hidup, seberat apapun, sepahit apapun akan
terasa ringan. Akan terasa nikmat. Akan tampak segala hikmah di balik suatu kejadian.
Karena hati meyakini bahwa apa-apa yang menimpa diri tak lain karena
kehendak-Nya. Maka ketenangan yang menyelinap dalam hati adalah sebentuk nikmat
yang Allah janjikan bagi hamba yang bersyukur. Tak ada lagi iri melihat hidup
orang lain yang lebih kaya, lebih sukses, lebih beruntung, dan lebih-lebih
lainnya.
3.
Strategi
menuntut ilmu
Tentang ilmu syukur,
rasanya tak ada cara terbaik dalam mempelajarinya selain learning by doing. Menerapkan rasa syukur dalam bentuk sekecil
apapun. Misal, senantiasa mengucapkan ‘alhamdulillah’ untuk setiap keadaan baik
atau buruk sekalipun.
Menimba ilmu syukur
dari siapa saja. Terkadang contoh rasa syukur ini datang dari siapa saja,
bahkan dari seorang anak kecil sekalipun. Maka, senantiasa mengosongkan gelas
agar ilmu baru dapat masuk ke dalam gelas tersebut menjadi strategi yang
menurut saya perlu diterapkan.
4.
Perubahan
sikap
- Perbaiki niat
Dalam menuntut ilmu apapun, maka niat
untuk meraih ridho Allah haruslah senantiasa ditanamkan dalam hati. Selain itu,
setiap ilmu yang dipelajari hendaknya diniatkan untuk diamalkan, bukan semata
supaya tahu saja. Begitu juga tentang ilmu syukur ini.
- Fokus pada kelebihan diri.
Seringkali yang membuat saya lupa
bersyukur adalah karena saya selalu merasa kurang. Saya selalu melihat pada
kelebihan orang lain hingga sibuk merutuki kekurangan dalam diri. Maka fokus
pada kelebihan dan segala apa yang sudah Allah beri menjadi salah satu
perubahan sikap yang sangat diperlukan.
- Menghilangkan sikap merasa sudah tahu.
Ah, ini juga diperbaiki. Tanpa sadar,
sikap merasa sudah tahu kadang muncul saat mendengar suatu ilmu disampaikan.
Terlebih ilmu syukur yang teorinya banyak sekali orang tahu tapi realisasinya
sangat sedikit yang mampu.
- Tidak merasa lebih baik dari orang lain
Ketika diri mendapat ilmu baru, semisal dalam hal ini hati menjadi semakin mudah bersyukur,
penyakit lain yang bisa saja muncul adalah merasa lebih baik dari orang lain.
Maka sejak awal penyakit ini harus senantiasa diperangi.
5. Indikator
sukses
Indikator sukses terpenting dalam ilmu
syukur adalah penerapannya. Realisasinya dalam tingkah dan laku sehari-hari. Maka indikator
pertama dan paling utama dalam menuntut ilmu syukur ini adalah mampu
menerapkannya dalam berbagai keadaan. Seburuk apapun keadaan yang tengah
menimpa. Indikator lainnya adalah…
- Senantiasa berterima kasih pada orang
lain. Sekecil apapun bantuan, pemberian, atau kebaikan apapun yang orang lain
lakukan.
- Mampu memahami tanda-tanda kekuasaan
Allah
Nah, salah satu ‘imbalan’ bagi hamba
yang bersyukur adalah ditambahnya nikmat. Menurut saya, nikmat yang luar biasa
dari Allah ini tidak akan tampak jika kita tidak mampu memahami tanda-tanda
kekuasaan Allah di muka bumi.
- Selalu merasa cukup dengan pemberian
Allah
Perasaan cukup ini akan menimbulkan
ketenangan dalam hati hingga tidak hirau dengan perkara duniawi.
- Meningkatkan ibadah atau amalan yaumiyah
sebagai bentuk syukur kepada Allah.
NHW #1 Matrikulasi IIP #7