Minggu, 10 Maret 2013

Bagaimana Tata Cara Bertaubat





1.      Sediakan tempat khusus untuk sendiri. 
Jika munajat dilakukan dengan banyak orang, peluang untuk riya akan besar. Sebaliknya, jika dilakukan sendirian di kamar, di mihrab pribadi, tidak ada orang lain, kita akan lebih terjaga dari perbuatan riya. Hal ini telah dicontohkan Siti Fatimah, putri nabi Muhammad SAW. Siti Fatimah mempunyai tempat khusus di rumahnya, semacam Mihrob, untuk melakukan shalat dan bermunajat kepada Allah SWT. Di Mihrob inilah Siti Fatimah bermunajat dan bertaqarrub kepada Allah SWT. Setiap malam ia melakukannya hingga kakinya bengkak-bengkak seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Mulailah dengan Berwudhu
Awalilah proses munajat dengan berwudhu. Lakukan wudhu yang terbaik, sempurnakan sunnah-sunnahnya, hadirkan hati, hayati setiap melaksankan rukunnya, jangan biarkan setiap tetes air wudhu lewat begitu saja. Allah SWT menggambarkan tentang wudhu ini dalam firmannya, sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah SWT tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Maidah: 6).

3.      Shalat Sunnah Hajat Taubat
Setelah shalat tahajud, lanjutkanlah dengan mengerjakan shalat sunat hajat taubat. Sebenarnya dengan melakukan shalat tahajud penuh dengan keikhlasan cukup sebagai pembuka sebelum taubat dan muhassabah diri. Dan dengan shalat tahajud itu pula, kita sedang bertaubat kepada Allah SWT. Lakukan shalat dengan cara yang terbaik, tertib dan khusyu.

4.      Berdoa, tafakur, dan bermuhasabah
Lakukanlah doa memohon dibukakan hati, tafakur, dan muhasabah dengan mengucapkannya. Jangan hanya dalam hati. Allah SWT memberikan gambaran tentang muhassabah atau menghitung-hitung amal yang telah dilakukan dengan firmannya dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.Al-Hasyr:18)

5.      Mengingat kematian
Dengan mengingat mati, rasa takut akan dosa yang belum ditaubati akan muncul. Baagaimana bisa kembali pada Allah SWT, jika masih banyak dosa kita yang belum kita taubati? Apa yang akan terjadi di akhir nanti jika Allah SWT belum mengampuni dosa-dosa kita?

6.      Istigfar
Setelah mengingat kematian, segeralah istigfar-i dosa-dosa kita satu persatu. Istigfarlah dengan sepenuh hati. Mintalah ampun kepada-Nya atas segala dosa yang telah dilakukan. Taubat tidak cukup dengan satu kali. Harus berali-kali dan setiap saat. Allah berfirman: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S.Ali Imron:133)

7.      Memohon dijaga dari dosa
Jika sudah bertaubat, berdoalah Ya Allah SWT jauhkan hambamu dari kemusyrikan. Ini mengisyaratkan bahwa hal yang paling utama kita lakukan adalah membersihkan diri dari segala dosa, selanjutnya adalah minta supaya kita dijaga oleh Allah SWT dari kemusyrikan dan dosa-dosa lainnya.

8.      Meminta maaf kepada orang yang kita pernah melakukan kesalahan kepadanya
Jika seorang anak berdosa kepada kedua orang tuanya, cepatlah meminta maaf kepada keduanya. Jika mereka telah meninggal dunia, doakanlah agar mereka diampuni dari segala dosa-dosanya, dan agar mereka mendapatkan kebahagiaan di alam kuburnya

1 komentar: