Jumat, 05 Mei 2017




                Film india lagi? Yap!
                Kenapa bukan film Hollywood? No no no, antimainstream dong! Hihihi
             Film Hollywood itu pasti udah banyak yang review, kalau film Bollywood masih jarang bahkan banyak yang membuat stereotip film Bollywood identik dengan nyanyi dan nari nggak jelas di bawah hujan. Padahal banyak juga film Bollywood yang keren, salah satunya yang paling popular adalah 3 idiots. Dan review ini dibuat tentu karena menurut saya pesan di film ini ngena banget. Banyak orang yang berpendapat nonton film itu wasting time. Menurut saya sih it depends on what you watch yaa. Kalau yang ditonton berfaedah dan menginspirasi, why not?
Oke, let’s start!
Ada yang pernah nonton film Bollywood dengan judul “PINK”? Kalau pernah, film ini senada dengan film yang dibintangi Amitabh Bachchan itu. Atau pernah nonton serial pertama film ini dengan judul yang sama tapi aktornya berbeda? Saya sih belum nonton serial pertamanya (and I got interested to watch it). Yap, film ini bercerita tentang penegakan keadilan dan betapa mahalnya keadilan di sebuah kota bernama Lucknow, India. Ratingnya di imdb lumayan tinggi 7,7/10, lebih tinggi 0,3 dari serial pertamanya.
Jolly (Akshay Kumar) merupakan seorang pengacara yang bernasib kurang beruntung akibat sikapnya yang ‘selengean’. Ia hanya menjadi asisten pengacara ternama bernama Tn. Rizvi, itu pun karena sang Ayah dulunya adalah sekretaris Tn. Rizvi. Sejak lulus dari sekolah hukum ia belum pernah menangani satu kasus pun padahal ia bermimpi memiliki kantor pengacara sendiri. Sikapnya yang teledor menimbulkan banyak petaka, salah satunya adalah kematian Hina, seorang wanita hamil 8 bulan yang suaminya terbunuh di tangan apparat kepolisian Lucknow. Ia mengatasnamakan Tn. Rizvi demi uang 2 lakh (sekitar 40 juta rupiah) dari Hina yang sedang mencari keadilan atas kematian sang suami. Ketahuan ditipu, Hina sangat terpukul hingga akhirnya bunuh diri. Keluarga Hina sangat terpukul, Tn. Rizvi pun marah besar bahkan menuduh Jolly sebagai penyebab kematian Hani. Ayah Jolly amat kecewa hingga tak ingin melihat wajah anaknya lagi. Karir dan kehidupan Jolly benar-benar hancur akibat ulahnya sendiri.
Di tengah keterpurukan, Jolly bertekad untuk menebus kesalahannya dengan menyelesaikan kasus Iqbal Qasim (suami Hina). Bagi seorang pengacara belum berpengalaman kasus ini sangat berat. Bahkan pengacara sekelas Tn. Rizvi pun tidak berani ambil resiko menangani kasus ini. Ditambah lagi pengacara yang menjadi lawan Jolly merupakan pengacara senior handal, Pramod Mathur. Jolly tidak hanya melawan Pramod Mathur, tapi juga melawan banyak pihak terkait yang menutupi busuknya kebohongan kasus ini. Yang membuat penonton semakin gregetan adalah hakim yang bertugas dalam persidangan kasus Iqbal Qasim terlihat kurang kompeten, tapi justru membawa nuansa komedi dalam film ini.
Perjuangan Jolly menemui banyak rintangan. Mulai dari kesulitan mencari bukti dan saksi hingga penembakan atas dirinya oleh anak buah suruhan tersangka pembunuh Iqbal Qasim. Hingga menjelang akhir film pun saya masih menanti kapan Jolly akan benar-benar menemukan jalan terang untuk menyelesaikan kasus ini. Kalian juga penasaran bagaimana Jolly menyelesaikan kasus ini? Tonton saja. Saya jamin kalian gregetan, terharu, gemes, bahagia, dan sejuta reaksi lainnya.hehehe
Dibanding film yang pernah saya tonton sebelumnya yang juga menampilkan adegan-adegan persidangan, adegan persidangan di film ini saya kurang suka. Terlihat kurang tertib dan kurang menggiring penonton untuk berpikir kira-kira bukti atau saksi apa lagi yang bisa dihadirkan. Cara Jolly melawan pernyataan Pramod Mathur dan memanipulasi pertanyaan hingga menjebak saksi lawan untuk mengungkapkan kebenaran kasus juga menurut saya kurang (masih lebih bagus film PINK). Kasus penipuan Jolly terhadap Hina pun tidak dibahas detail padahal menurut saya itu sangat penting bagi karir seorang pengacara. Meski begitu film ini sukses bikin saya nangis bombay terharu dengan betapa langkanya keadilan untuk rakyat kecil yang tak berduit. Saya jadi berharap ada film Indonesia yang mengangkat ketumpulan hukum Indonesia untuk kalangan ‘atas’.
Sebagai penutup saya kasi cuplikan kalimat si hakim yang menurut saya cukup keren.
“Masyarakat masih memiliki kepercayaan kepada sistem peradilan. Mereka percaya jika pemerintah tidak mendengar mereka, polisi dan bagian administrasi tidak mendengar mereka, maka pengadilan akan mendengar mereka. Pengadilan akan mendengar dan memberi mereka keadilan. Jadi, untuk semua orang yang duduk di kursi ini, memiliki tanggung jawab untuk tidak menghancurkan kepercayaan itu.”
Soooo, selamat menonton!

0 komentar:

Posting Komentar