Mungkin kita tidak familiar
dengan bahasa corpus callosum tapi sudah mengenal bahasa ‘otak tengah’. Yap,
corpus callosum ini sering dibahasakan sebagai otak tengah karena dia berfungsi
sebagai jembatan komunikasi antara otak kanan dan kiri. Tentu sudah tidak asing
disebutkan bahwa otak perempuan berkembang lebih baik dan lebih seimbang
daripada laki-laki, bahkan ada mitos yang mengatakan bahwa laki-laki hanya menggunakan
satu bagian otak saja. Tapi, apa benar faktanya demikian?
Seseorang dengan kelainan tidak
memiliki sebagian atau seluruh corpus callosum memang akan memiliki hambatan
dalam sosial (tidak peka terhadap isyarat sosial) dan komunikasi. Tapi, menurut
saya, fakta itu tidak sekedar mengetahui apa yang ada di lapangan kemudian
dihubungkan dengan teori. Fakta tentu lebih dari itu, harus diuji secara
empiris. Ceilaaaah, gitu amat bahasanya.hehe
Minggu lalu saya mengikuti kelas
perdana SENKAI (Sekolah Pranikah Kampus Ijo) dan salah satu narasumbernya yang
notabene adalah dokter spesialis kedokteran jiwa menyebutkan bahwa corpus
callosum laki-laki berkembang tidak lebih baik dari perempuan sehingga
laki-laki tidak peka terhadap bahasa. Dalam beberapa kesempatan saya juga
sering mendengar statement serupa. Lalu saya bertanya-tanya, apa benar demikian
adanya?
Saya coba membaca kembali
anatomi otak manusia dan browsing jurnal tentang perbedaan struktur otak
terutama corpus callosum berdasarkan jenis kelamin. Awalnya saya berharap saya
menemukan jurnal yang mendukung statement yang sering saya dengar, tapi semakin
dicari saya semakin tidak menemukan. Ada, sih, jurnal tahun 1980. Tapi itu ‘kan
udah jadul banget… Karenanya saya coba membaca jurnal yang lebih baru sekitar
tahun 1997 sampai 2017.
And here is the result…
Beberapa penelitian yang
dilakukan dengan meneliti mayat laki-laki dan perempuan, bayi laki-laki dan
perempuan, atau orang dewasa laki-laki dan perempuan tidak menemukan perbedaan
yang mencolok terkait perbedaan otak manusia berdasarkan jenis kelamin. Penelitian
tahun 2001 justru membuktikan otak laki-laki lebih besar dibandingkan otak
perempuan. Fakta ini berbanding terbalik dengan mitos yang sering kita dengar
selama ini. Tentang ketebalan corpus callosum yang digadang-gadang bahwa corpus
callosum laki-laki lebih sedikit sehingga membuat laki-laki ‘gak peka’ dan
lebih banyak memproses informasi dengan satu bagian otak saja juga dibuktikan
berdasarkan meta analisis (upaya untuk merangkum beberapa hasil penelitian)
dari 14 penelitian. 14 penelitian yang melibatkan 377 laki-laki dan 442
perempuan menyimpulkan hasil bahwa perbedaan corpus callosum laki-laki dan
perempuan adalah mitos.
Lalu, apakah yang mengatakan
bahwa struktur otak laki-laki dan perempuan berbeda itu salah? Sepertinya tidak
sepenuhnya salah karena ada lagi fakta tentang materi putih dan materi abu-abu
di otak. Materi abu-abu di otak atau korteks berfungsi mengendalikan ingatan, perhatian,
persepsi, pertimbangan, bahasa dan kesadaran. Sedangkan materi putih atau
ganglia berkaitan dengan kecerdasaran, ingatan, kesadaran, dan pertimbangan. Nah,
meski otak perempuan berdasar penelitian lebih kecil daripada otak laki-laki ternyata
rasio materi abu-abu dan materi putih pada otak perempuan justru tidak seimbang
yaitu lebih banyak materi abu-abu. Karenanya kemampuan bahasa perempuan lebih
baik dibanding laki-laki dan laki-laki biasanya lebih logis dalam
mempertimbangkan sesuatu. Eits, tapi eh tapi ternyata ada penelitian lain yang
menggunakan teknologi neuroimaging (pemetaan otak) materi abu-abu pada otak
pria 6,5 kali lebih banyak daripada otak perempuan dan tetap berakhir pada
perbedaan perilaku seseorang berdasarkan jenis kelaminnya.
Sudah, ya. Ternyata pusing
membuat tulisan tentang otak, pake riset kecil-kecilan segala.hehe Terlepas
dari perilaku perempuan dan laki-laki apa benar dikarenakan perbedaan struktur
otak atau tidak yang pasti perbedaan itu Allah hadirkan agar terjadi
keseimbangan. Kalau semuanya pake perasaan saja tanpa logika ‘kan jadi baperan
semua. Pun kalau semuanya cuma mengandalkan logika saja tanpa perasaan, mungkin
tidak akan ada lagi toleransi di muka bumi ini.
Happy weekend, everyone!
Tentang Corpus Callosum = Tentang Seni Komunikasi (?)