Sabtu, 25 November 2017

Main-main ke RS Terapung Ksatria Airlangga

                Stase 1 berakhir!
                Kehidupan profesi masih berlanjut. Badan sudah nuntut buat istirahat sementara libur hanya ada di angan-angan. Rasanya pengen banget sehari aja tidak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi. Sehari aja tidur lebih lama dan lebih tenang. Sehari aja bangun tidur gak terbebani sama laporan yang gak ada habisnya. Sehari aja makan dengan tenang tanpa kepikiran mesti belajar ini mesti belajar itu. Sehari aja bisa bla bla bla. Yap, akhirnya jadi ingin lari dari kenyataan aja T.T
                Sabtu sore menjelang malam saya baru sampe kos. Badan berasa remuk setelah dihajar 3 partus sekaligus ditambah 1 HPP gegara atonia uteri. Heboh, panik, loncat sana loncat sini udah kayak kodok. Jam dinas yang harusnya berakhi jam 14.00 jadi berakhir jam 16.30. Sampai kos rasanya pengen langsung istirahat, tapi jam 18.00 harus balik lagi demi mengejar tanda tangan pembimbing untuk laporan. Daaaaan senin-nya sudah harus masuk stase baru. Stase anak, kesehatan reproduksi, dan ginekologi. Ada jeda hari Ahad. Harusnya bisa saya gunakan untuk istirahat penuh, tapi saya nekad mengisinya dengan jalan-jalan. Pikir saya, daripada jenuh bin stress di dalam kamar yang dipenuhi atmosfer ke-profesi-an, mending saya lari dari kenyataan.hahaha
                Kebetulan, hari sabtu tanggal 11 November UNAIR mengenalkan secara resmi Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga jadi Ahadnya, 12 November, si kapal sedang bersandar manis di dermaga Pelabuhan Perak sebelum berlayar ke beberapa perairan atau pulau Indonesia. Nah karena si kapal ini mengadakan semacam open house gitu jadi saya dan beberapa teman memutuskan untuk main-main ke kapal UNAIR. Refresh badan dan otak sekaligus penasaran juga gimana isinya. FYI, sebelum launching si kapal ini sudah sempat berlayar ke Pulau Bawean dan melayani beberapa operasi di dalam kapal. Keyyeeeeeeennn…..
Ini dia penampakan RS Terapung Ksatria Airlangga. Keren 'kan?

                First impression saya ketika melihat tuh kapal adalah WOW. Ini inovasi yang bagus mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Belum lagi kenyataan bahwa penyebaran tenaga medis dan pelayanan kesehatan di Indonesia yang belum merata, RS Terapung ini bisa menjadi solusi. Kalau Eyang Habibi berpendapat, ‘Pesawat yang bisa menghubungkan antarpulau di Indonesia’ maka UNAIR milihnya kapal aja. Karena kalo RS-nya pake pesawat, susah parkirnya.hehehe
                Begitu masuk ke ruangan-ruangan di dalam kapal, saya makin takjub. Ada dua ruangan di bagian tengah kapal ini. Saya kurang paham ruangan apa, di ruangan pertama ada bed ginek, alat suction dan tentu lampu operasi yang besar dan terang banget itu. Di ruangan kedua kurang jelas untuk apa, karena tidak ada bed sama sekali hanya ada alat suction. Lalu kami turun, nah di lantai dasar ini lah ruang operasinya. Di luar ruang operasi ada satu bed biasa yang difungsikan sebagai ruang pemulihan pascaoperasi, tempat cuci tangan persis seperti tempat cuci tangan di OK (kamar operasi), ruang ganti yang di kanan kirinya ada lemari berisi baju OK dan berbagai APD (alat pelindung diri) lainnya. Baru lah kami masuk ke ruang operasi yang cukup luas. Ada 2 bed, 2 lampu operasi, dan beberapa perlengkapan standart kamar operasi.
Ini dia suasana kamar operasinya. Tidak seberapa besar tapi berfungsi dengan optimal. Ketika saya menulis ini, seorang bayi sudah lahir dengan selamat lewat operasi SC di atas kapal ini

Ini dia tim OK bedah-nya RST. They're really amazing!

                Satu hal yang tidak bisa saya lupakan adalah sensasi bergoyangnya. Saya membayangkan, bagaimana bisa para tim OK tetap fokus melakukan operasi dengan sensasi bergoyang yang sukses bikin saya pusing? They’re amazing! Dan pasalnya, para tenaga medis yang bertugas di RS Terapung ini tidak dibayar sepeserpun! Plok plok plok. Luar biasa!
                Calon kapal cargo yang disulap menjadi tempat pelayanan kesehatan ini tidak terlalu besar seperti bayangan saya sebelumnya. Katanya, panjangnya sekitar 30-an meter dengan lebar sekitar 7 meter. Ruangan-ruangan di dalamnya pun tidak seberapa luas. Adanya RS Terapung ini bukan untuk menyaingi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada di daerah, tapi justru untuk melengkapi. Karenanya RS Terapung ini tidak menyediakan pelayanan kesehatan dasar, karena pelayanan kesehatan dasar di daerah sudah di-cover oleh Puskesmas, dokter praktik, bidan praktik, dan sejenisnya.
                Ketika saya menulis ini, si kapal sedang berlayar ke pulau kangean. Salah satu jadwal ekspedisi RST dalam mengarungi nusantara. Katanya, tahun depan kapal ini akan berlayar sampai perairan Maluku untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dan biasanya, tim kapal akan membuka pendaftaran volunteer buat membantu perjalanan mereka. Waktu ke Pulau Bawean, teman saya sempat menjadi volunteer dan pengalaman yang dia dapatkan luar biasa. Sayangnya, saya tidak bisa ikut karena terikat dengan profesi ini T.T

                Yap, sekian dulu tulisan random ini. Kalo pengen tahu lebih jauh bisa langsung kunjungi Instagram RS Terapung Ksatria Airlangga yaa siapa tau ada pembukaan volunteer dan kalian bisa daftar. Semoga bermanfaat J

0 komentar:

Posting Komentar