Selasa, 27 November 2012

Biarkan Aku Dalam DekapNya (saja)


Sebelum kurebahkan kepala menyambut rehat dalam dekap cinta-Nya, kucoba sempatkan menulis ini. Paling tidak sebagai pengamatan atas kinerjaku hari ini. Sengaja memang, tapi aku senang melakukannya.
Saat langkah-langkah kecil yang kubuat menuai luka, menanam perih, lantas aku berpaling. Mencari kehangatan yang sebenarnya semu. Mencoba-coba yang kutahu tak sepantasnya kulakukan. Hingga sesal tak urung memenuhi ruang hatiku.
Aku tergugu. Berharap ampunan-Nya yang Maha Luas tercurah untukku. Membasuh diri yang penuh noda. Mengusap hati yang sejatinya aku yang perlu merawat. Aku meringkuk. Dalam dekap cinta-Nya. Berharap kehangatan masih mau Ia berikan untukku. Untuk hamba hina yang berlumur dosa ini. Malu benar aku, mengais ampun bagi diri yang amat sombong dari rahmat-Nya. Hina benar aku, saat sempit begini barulah kutahu muara bahagia adalah pada-Nya.
Cinta-Nya Maha Besar. Ampunan-Nya Maha Luas. Kasih-Nya Maha Agung. Tapi mengapa aku masih mengingkarinya?
Aku tergugu penuh sesal. Dinding bisu dan sajadah abu-abu menjadi saksi.
Masih jelas dalam ingatanku, saat jalan dakwah kunobatkan sebagai jalan hidupku. Saat itu, aku benar-benar hanya ingin berjuang untuk-Nya. Tapi jangan mengaku beriman memang, ketika ujian mendera kita tak mampu melaluinya. Dan di sinilah aku. Terperangkap ujian, justru tak mampu semakin tangguh.
Namun jalan ini memang berduri, sepi, terkadang harus dicaci. Tapi di ujung sana, Allah telah siapkan telaga kautsar bagi yang mampu bertahan. Tetap ikhlas berjuang, tetap gigih menerjang badai, tetap tangguh dihantam ujian.
Hari ini, aku tahu Allah yang menggerakkan. Langkahku seakan makin mantap. Dulu, aku teramat ‘peduli’ pada omongan orang tentangku. Aku takut sekali mengecawakan mereka meski terkadang berkebalikan dengan keinginan-Nya. Kini, kutemukan kekuatan baru. Jika ungkapan ‘tak peduli bagaimana manusia melihat, terpenting tetap mulia di mata Allah’ dulu sekedar terucap sementara untuk mengaplikasikannya teramat sulit, kini ungkapan itu benar merasuk.
Bolehlah kini sepi, tapi nanti akan berbondong-bondong mencapai syurga. Aamiin.
Maka, biarkan aku dalam dekap-Nya saja. Karena tak ada yang kurindu selain dekap kasih-Nya. Tak ada yang kudamba selain belai cinta-Nya. Jika boleh aku bermohon, tetapkan aku dalam cinta kepada-Mu.

Allah Maha Cintaku, 30052012

3 komentar:

  1. Mari biasakan tiap hari sedekah walau hanya seratus rupiah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. biasakan sedekah?
      bagus sih, tpi gak nyambung sama tulisan di atas -_-

      Hapus