Sebelum kurebahkan kepala menyambut
rehat dalam dekap cinta-Nya, kucoba sempatkan menulis ini. Paling tidak sebagai
pengamatan atas kinerjaku hari ini. Sengaja memang, tapi aku senang
melakukannya.
Saat langkah-langkah kecil yang
kubuat menuai luka, menanam perih, lantas aku berpaling. Mencari kehangatan
yang sebenarnya semu. Mencoba-coba yang kutahu tak sepantasnya kulakukan.
Hingga sesal tak urung memenuhi ruang hatiku.
Aku tergugu. Berharap ampunan-Nya
yang Maha Luas tercurah untukku. Membasuh diri yang penuh noda. Mengusap hati
yang sejatinya aku yang perlu merawat. Aku meringkuk. Dalam dekap cinta-Nya.
Berharap kehangatan masih mau Ia berikan untukku. Untuk hamba hina yang
berlumur dosa ini. Malu benar aku, mengais ampun bagi diri yang amat sombong
dari rahmat-Nya. Hina benar aku, saat sempit begini barulah kutahu muara
bahagia adalah pada-Nya.
Cinta-Nya Maha Besar. Ampunan-Nya
Maha Luas. Kasih-Nya Maha Agung. Tapi mengapa aku masih mengingkarinya?
Aku tergugu penuh sesal. Dinding bisu
dan sajadah abu-abu menjadi saksi.
Masih jelas dalam ingatanku, saat
jalan dakwah kunobatkan sebagai jalan hidupku. Saat itu, aku benar-benar hanya
ingin berjuang untuk-Nya. Tapi jangan mengaku beriman memang, ketika ujian
mendera kita tak mampu melaluinya. Dan di sinilah aku. Terperangkap ujian,
justru tak mampu semakin tangguh.
Namun jalan ini memang berduri, sepi,
terkadang harus dicaci. Tapi di ujung sana, Allah telah siapkan telaga kautsar
bagi yang mampu bertahan. Tetap ikhlas berjuang, tetap gigih menerjang badai,
tetap tangguh dihantam ujian.
Hari ini, aku tahu Allah yang
menggerakkan. Langkahku seakan makin mantap. Dulu, aku teramat ‘peduli’ pada
omongan orang tentangku. Aku takut sekali mengecawakan mereka meski terkadang
berkebalikan dengan keinginan-Nya. Kini, kutemukan kekuatan baru. Jika ungkapan
‘tak peduli bagaimana manusia melihat, terpenting tetap mulia di mata Allah’
dulu sekedar terucap sementara untuk mengaplikasikannya teramat sulit, kini
ungkapan itu benar merasuk.
Bolehlah kini sepi, tapi nanti akan
berbondong-bondong mencapai syurga. Aamiin.
Maka, biarkan aku dalam dekap-Nya
saja. Karena tak ada yang kurindu selain dekap kasih-Nya. Tak ada yang kudamba
selain belai cinta-Nya. Jika boleh aku bermohon, tetapkan aku dalam cinta
kepada-Mu.
Allah Maha Cintaku, 30052012
Mari biasakan tiap hari sedekah walau hanya seratus rupiah :)
BalasHapusbiasakan sedekah?
Hapusbagus sih, tpi gak nyambung sama tulisan di atas -_-
Allah memberi rizqi :)
BalasHapus